Rabu, 25 Mei 2011

KUMPULAN PUISI SUTARDJI CALZOUM BACHRI


AYO

 
 Adakah yang lebih tobat
dibanding air mata
adakah yang lebih mengucap
dibanding airmata
adakah yang lebih nyata
adakah yang lebih hakekat
dibanding airmata
adakah yang lebih lembut
adakah yang lebih dahsyat
dibanding airmata
para pemuda yang
melimpah di jalan jalan
itulah airmata
samudera puluhan tahun derita
yang dierami ayahbunda mereka
dan diemban ratusan juta
mulut luka yang terpaksa
mengatup diam
kini airmata
lantang menderam
meski muka kalian
takkan dapat selamat
di hadapan arwah sejarah
ayo
masih ada sedikit saat
untuk membasuh
pada dalam dan luas
airmata ini
ayo
jangan bandel
jangan nekat pada hakekat
jangan kalian simbahkan
gas airmata pada lautan airmata
                          malah tambah merebak
jangan letupkan peluru
logam akan menangis
dan tenggelam
             dikedalaman airmata
jangan gunakan pentungan
mana ada hikmah
mampat
karena pentungan
para muda yang raib nyawa
karena tembakan
yang pecah kepala
sebab pentungan
memang tak lagi mungkin
jadi sarjana atau apa saia
namun
mereka telah
nyempurnakan
bakat gemilang
sebagai airmata
yang kini dan kelak
selalu dibilang
bagi perjalanan bangsa
 
OASE: Sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri
Republika edisi : 28 November 1999
BATU
batu mawar
batu langit
batu duka
batu rindu
batu janun
batu bisu
kaukah itu
                teka
                        teki
yang
tak menepati janji ?
Dengan seribu gunung langit tak runtuh dengan seribu perawan
hati takjatuh dengan seribu sibuk sepi tak mati dengan
seribu beringin ingin tak teduh.  Dengan siapa aku mengeluh?
Mengapa jam harus berdenyut sedang darah tak sampa mengapa gunung harus meletus sedang langit tak sampai mengapa peluk
diketatkan sedang hati tak sampai mengapa tangan melambai
sedang lambai tak sampai.  Kau tahu
 
batu risau
batu pukau
batu Kau-ku
batu sepi
batu ngilu
batu bisu
kaukah itu
                        teka
                teki
                yang
tak menepati
                janji ?

 
Memahami Puisi, 1995
Mursal Esten

BAYANGKAN
untuk Salim Said
direguknya
wiski
direguk
direguknya

bayangkan kalau tak ada wiski di bumi
sungai tak mengalir dalam aortaku katanya

di luar wiski
di halaman
anak-anak bermain
bayangkan kalau tak ada anak-anak di bumi
aku kan lupa bagaimana menangis katanya

direguk
direguk
direguknya wiski
sambil mereguk tangis

lalu diambilnya pistol dari laci
bayangkan kalau aku tak mati mati katanya
dan ditembaknya kepala sendiri
bayangkan

1977
JEMBATAN
 
Sedalam-dalam sajak takkan mampu menampung airmata
bangsa. Kata-kata telah lama terperangkap dalam basa-basi
dalam teduh pekewuh dalam isyarat dan kisah tanpa makna.
Maka aku pun pergi menatap pada wajah berjuta. Wajah orang
jalanan yangberdiri satu kaki dalam penuh sesak bis kota.
Wajah orang tergusur. Wajah yang ditilang malang. Wajah legam
para pemulung yang memungut remah-remah pembangunan.
Wajah yang hanya mampu menjadi sekedar penonton etalase
indah di berbagai palaza. Wajah yang diam-diam menjerit
mengucap
tanah air kita satu
bangsa kita satu
bahasa kita satu
bendera kita satu !
Tapi wahai saudara satu bendera kenapa sementara jalan jalan
mekar di mana-mana menghubungkan kota-kota, jembatan-jembatan
tumbuh kokoh merentangi semua sungai dan lembah
yang ada, tapi siapakah yang akan mampu menjembatani jurang
di antara kita ?
Di lembah-lembah kusam pada puncak tilang kersang dan otot
linu mengerang mereka pancangkan koyak-miyak bendera hati
dipijak ketidakpedulian pada saudara. Gerimis tak ammpu
mengucapkan kibarnnya.
Lalu tanpa tangis mereka menyanyi padamu negeri airmata kami.

 O
dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiau
resahku resahkau resahrisau resahbalau resahkalian
raguku ragukau raguguru ragutahu ragukalian
mauku maukau mautahu mausampai maukalian maukenal maugapai
siasiaku siasiakau siasia siabalau siarisau siakalian siasia
waswasku waswaskau waswaskalian waswaswaswaswaswaswaswaswaswas
duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu duhaikalian duhaisangsai
oku okau okosong orindu okalian obolong o risau o Kau O...

GAJAH DAN SEMUT
tujuh gajah
cemas
meniti jembut
serambut

tujuh semut
turun gunung
terkekeh
kekeh

perjalanan
kalbu

1976-1979
IDUL FITRI
Lihat
Pedang tobat ini menebas-nebas hati
dari masa lampau yang lalai dan sia-sia
Telah kulaksanakan puasa ramdhanku,
      telah kutegakkan shalat malam
telah kuuntaikan wirid tiap malam dan siang
Telah kuhamparkan sajadah
Yang tak hanya nunu Ka'bah
tapi ikhlas mencapai hati dan darah
Dan di malam-malam Lailatul Qadar akupun menunggu
Namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya

Maka aku girang-girangkan hatiku
Aku bilang: Tardji rindu yang kau wudhukan setiap malam Belumlah cukup untuk menggerakkan Dia datang Namun si
bandel Tardji ini sekali merindu Takkan pernah melupa Takkan kulupa janjiNya Bagi yang merindu insya-Allah kan
ada mustajab Cinta

Maka walau tak jumpa denganNya
Shalat dan zikir yang telah membasuh jiwaku ini
Semakin mendekatkan aku padaNya
Dan semakin dekat
semakin terasa kesiasiaan pada usia lama yang lalai
        berlupa

O lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk ini
ngebut di jalan lurus Jangan kau depakkan lagi aku ke trotoir tempat usia lalaiku menenggak arak di warung dunia
Kau biarkan aku menenggak marak cahayaMu di ujung usia

O usia lalai yang berkepanjangan
yang menyebabkan aku kini ngebut di jalan lurus Tuhan jangan Kau depakkan lagi aku di trotoir tempat dulu aku
menenggak arak di warung dunia

Maka pagi ini
Kukenakan zirah la ilaha illallah aku pakai sepatu siratal mustaqiem akupun lurus menuju lapangan tempat shlat ied
Aku bawa masjid dalam diriku Kuhamparkan di lapangan Kutegakkan shalat dan kurayakan kelahiran kembali di sana

NGIAU
Suatu gang panjang menuju lumpur dan terang tubuhku mengapa
panjang.Seekor kucing menjinjit tikus yang menggelepar
tengkuknya. Seorang perempuan dan seorang lelaki bergigitan.
Yang mana kucing yang mana tikusnya? Ngiau! Ah gang
yang panjang. Cobalah tentukan! Aku kenal Afrika aku kenal
Eropa aku tahu Benua aku kenal jam aku tagu jentara
aku kenal terbang. Tapi bila dua manusia saling gigitan
menanamkan gigi-gigi sepi mereka akan ragu menetapkan yang
mana suka yang mana luka yang mana hampa yang mana
makna yang mana orang yang mana kera yang mana dosa yang
mana surga.

PARA PEMINUM
di lereng lereng
para peminum
mendaki gunung mabuk
kadang mereka terpeleset
jatuh
dan mendaki lagi
memetik bulan
di puncak

mereka oleng
tapi mereka bilang
--kami takkan karam
dalam lautan bulan--
mereka nyanyi nyai
jatuh
dan mendaki lagi

di puncak gunung mabuk
mereke berhasil memetik bulan
mereka mneyimpan bulan
dan bulan menyimpan mereka

di puncak
semuanya diam dan tersimpan

WALAU
walau penyair besar
takkan sebatas allah

dulu pernah kuminta tuhan
dalam diri
sekarang tak

kalau mati
mungkin matiku bagai batu tamat bagai pasir tamat
jiwa membumbung dalam baris sajak

tujuh puncak membilang bilang
nyeri hari mengucap ucap
di butir pasir kutulis rindu rindu

walau huruf habislah sudah
alifbataku belum sebatas allah

1979

SEPISAUPI
sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau duka serisau diri
sepisau sepi sepisau nyanyi
sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupoi
sepikul diri keranjang duri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisauNya ke dalam nyanyi
1973

  TRAGEDI WINKA & SIHKA
 Oleh: Sutardji Calzoum Bachri


 kawin
         kawin
                  kawin
                          kawin
                                        kawin
                                  ka
                              win
                           ka
                      win
                  ka
              win
          ka
    win
ka
    winka
            winka
                    winka
                            sihka
                                    sihka
                                            sihka
                                                    sih
                                                ka
                                            sih
                                        ka
                                    sih
                                ka
                            sih
                        ka
                    sih
                ka
                    sih
                        sih
                            sih
                                sih
                                    sih
                                        sih
                                            ka
                                                Ku 
Memahami Puisi, 1995
Mursal Esten

Selasa, 24 Mei 2011

PAMPLET CINTA


W.S. RENDRA

Ma, nyamperin matahari dari satu sisi.
Memandang wajahmu dari segenap jurusan.

Aku menyaksikan zaman berjalan kalangkabutan.
Aku melihat waktu melaju melanda masyarakatku.
Aku merindukan wajahmu,
dan aku melihat wajah-wajah berdarah para mahasiswa.
Kampus telah diserbu mobil berlapis baja.
Kata-kata telah dilawan dengan senjata.
Aku muak dengan gaya keamanan semacam ini.
Kenapa keamanan justru menciptakan ketakutan dan ketegangan
Sumber keamanan seharusnya hukum dan akal sehat.
Keamanan yang berdasarkan senjata dan kekuasaan adalah penindasan

Suatu malam aku mandi di lautan.
Sepi menjdai kaca.
Bunga-bunga yang ajaib bermekaran di langit.
Aku inginkan kamu, tapi kamu tidak ada.
Sepi menjadi kaca.

Apa yang bisa dilakukan oleh penyair
bila setiap kata telah dilawan dengan kekuasaan ?
Udara penuh rasa curiga.
Tegur sapa tanpa jaminan.

Air lautan berkilat-kilat.
Suara lautan adalah suara kesepian.
Dan lalu muncul wajahmu.

Kamu menjadi makna
Makna menjadi harapan.
……. Sebenarnya apakah harapan ?
Harapan adalah karena aku akan membelai rambutmu.
Harapan adalah karena aku akan tetap menulis sajak.
Harapan adalah karena aku akan melakukan sesuatu.
Aku tertawa, Ma !

Angin menyapu rambutku.
Aku terkenang kepada apa yang telah terjadi.

Sepuluh tahun aku berjalan tanpa tidur.
Pantatku karatan aku seret dari warung ke warung.
Perutku sobek di jalan raya yang lengang…….
Tidak. Aku tidak sedih dan kesepian.
Aku menulis sajak di bordes kereta api.
Aku bertualang di dalam udara yang berdebu.

Dengan berteman anjing-anjing geladak dan kucing-kucing liar,
aku bernyanyi menikmati hidup yang kelabu.
Lalu muncullah kamu,
nongol dari perut matahari bunting,
jam duabelas seperempat siang.
Aku terkesima.
Aku disergap kejadian tak terduga.
Rahmat turun bagai hujan
membuatku segar,
tapi juga menggigil bertanya-tanya.
Aku jadi bego, Ma !

Yaaah , Ma, mencintai kamu adalah bahagia dan sedih.
Bahagia karena mempunyai kamu di dalam kalbuku,
dan sedih karena kita sering berpisah.
Ketegangan menjadi pupuk cinta kita.
Tetapi bukankah kehidupan sendiri adalah bahagia dan sedih ?
Bahagia karena napas mengalir dan jantung berdetak.
Sedih karena pikiran diliputi bayang-bayang.
Adapun harapan adalah penghayatan akan ketegangan.

Ma, nyamperin matahari dari satu sisi,
memandang wajahmu dari segenap jurusan.

Senin, 23 Mei 2011

PEMBELAJARAN INOVATIF BAHASA INDONESIA

Fairul Zabadi
  1. Hakikat Bahasa
    1. Pengertian Bahasa
Secara universal bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran atau suatu ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran. Bahasa dapat dilihat dari sifatnya, yaitu :
a. sistematik, artinya memiliki sistem yaitu sistem bunyi (arus ujaran) dan makna;
b. manasuka, artinya unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar atau tidak ada hubungan logis antara bunyi (arus ujaran) dengan maknanya;
c. ujar, artinya berbentuk ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia;
d. manusiawi, artinya bahasa berfungsi selama manusia memanfaatkannya;
e. komunikatif, artinya bahasa sebagai penyatu keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam kegiatannya.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka bahasa dapat dimaknai sebagai alat komunikasi antar manusia (anggota masyarakat) berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
2. Bentuk dan Makna Bahasa
Bahasa memiliki bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Bentuk bahasa terdiri dari (a) unsur segmental (bagian dari unsur bahasa yang terkecil sampai dengan yang terbesar), yaitu : fonem, suku kata, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana; (b) unsur suprasegmental (bagian bahasa yang berupa intonasi) yang terdiri dari : tekanan, nada, durasi, dan perhentian. Sedangkan makna bahasa terdiri dari : makna morfemis, makna leksikal, makna sintaksis, dan makna wacana.
3. Fungsi Bahasa
Bahasa memiliki fungsi
a. fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antar anggota masyarakat;
b. fungsi ekspresi, yaitu menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembicara;
c. fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat;
d. fungsi kontrol sosial, yaitu untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
Fungsi khusus bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu : (a) fungsi untuk menjalankan administrasi negara, (b) fungsi sebagai alat pemersatu, dan (c) fungsi sebagai wadah penampung kebudayaan.
4. Ragam Bahasa
Bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan :
a. bentuk wacana, terdiri dari ragam ilmiah dan ragam populer;
b. bentuk sarana, terdiri dari ragam lisan dan ragam tulisan;
c. sudut pendidikan, terdiri dari ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku.
Bahasa baku memiliki ciri : (a) sifat kemantapan dinamis, (b) sifat kecendikiaan, dan (c) sifat penalaran yang teratur dan logis.
  1. Belajar Bahasa
  2. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar
Keberhasilan belajar bahasa dipengaruhi oleh faktor eksternal (guru, lingkungan, teman, keluarga, orang tua, masyarakat, dan lain-lain) dan faktor internal (motivasi, minat, bakat, sikap, kecerdasan, dan lain-lain).
Berdasarkan faktor eksternal, ada tiga prinsip belajar bahasa, yaitu :
(a) memberikan situasi dan materi belajar sesuai respon yang diharapkan siswa
(b) ada pengulangan belajar agar sempurna dan tahan lama
(c) ada penguatan respon belajar siswa.
Berdasarkan faktor internal, belajar bahasa dapat dibantu dengan berbagai media visual, audio, atau audio visual.
  1. Jenis Keterampilan dan Perilaku dalam Belajar Bahas
Secara umum keterampilan belajar bahasa meliputi :
(a) keterampilan menyimak,
(b) keterampilan berbicara,
(c) keterampilan membaca,
(d) keterampilan menulis.

Menurut Valette dan Disk, keterampilan belajar bahasa diurutkan secara hirarkis dari yang paling sederhana kepada yang paling kompleks (luas), yang dibedakan pula atas perilaku internal dan perilaku eksternal, yaitu sebagai berikut :
a. Keterampilan mekanis berupa hapalan atau ingatan (perilaku internal), yaitu menghapal atau mengingat bentuk-bentuk bahasa dari yang sederhana sampai ke yang kompleks. Perilaku eksternalnya (produktif) siswa meniru ajaran atau tulisan.
b. Keterampilan pengenalan (metacognition) berupa mengenal kaidah kebahasaan (perilaku internal) dan perilaku eksternalnya adalah mengingat kaidah bahasa.
c. Keterampilan transfer berupa menggunakan pengetahuan bahasa dalam situasi baru (perilaku internal). Perilaku eksternalnya (produktif) yaitu aplikasi pengetahuan/kaidah bahasa.
d. Keterampilan komunikasi berupa penggunaan pengetahuan/kaidah bahasa dalam berkomunikasi. Perilaku eksternalnya (produktif) adalah ekspresi diri baik lisan atau tulisan.
  1. Strategi Pembelajaran Bahasa
    1. Pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa
Strategi bermakna sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi dapat diartikan pula sebagai upaya untuk mensiasati agar tujuan suatu kegiatan dapat tercapai.
Salah satu unsur dalam strategi pembelajaran adalah menguasai berbagai metoda/teknik pembelajaran. ciri suatu metoda/teknik pembelajaran yang baik adalah :
a. mengundang rasa ingin tahu murid;
b. menantang murid untuk belajar;
c. memngaktifkan mental, fisik, dan psikis murid;
d. memudahkan guru;
e. mengembangkan kreativitas murid;
f. mengembangkan pemahaman murid terhadap materi yang dipelajari.
Beberapa metode/teknik yang perlu dikuasai guru dalam mengajarkan bahasa antara lain : diskusi, inkuiri, sosiodrama (bermain peran), tanya jawab, penugasan, latihan, dan bercerita.
2. Contoh Penerapan Teknik Penyajian dalam Strategi Pembelajaran Bahasan
a. Teknik diskusi
Tujuan penggunaan :
1) mengembangkan pengetahuan untuk pemecahan masalah;
2) menyampaikan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar;
3) menghargai pendapat orang lain;
4) berpikir kreatif dan kritis
Teknik diskusi melatih siswa :
1) merumuskan masalah;
2) menetapkan tema;
3) menyampaikan pendapat dengan tanggung jawab;
4) menghargai pendapat orang lain;
5) menarik kesimpulan;
6) menyusun laporan diskusi

Langkah-langkah pembelajaran :
1) guru menyiapkan kartu-kartu masalah untuk setiap kelompok;
2) guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan menetapkan ketua, moderator, dan penulis;
3) guru memberi petunjuk cara berdiskusi;
4) murid membaca kartu masalah;
5) guru membimbing murid berdiskusi memecahkan masalah;
6) murid mengakhiri diskusi dengan menulis jawaban masalah;
7) laporan setiap kelompok;
8)guru membimbing siswa menyimpulkan jawaban penegasan, dan penguatan.

b. Teknik inkuiri
Teknik inkuiri siswa diberi kesempatan untuk meneliti suatu masalah sehingga dapat menemukan cara pemecahannya.

Tujuan penggunaan :
1) mengembangkan percaya diri;
2) mendorong siswa berpikir dan bekerja menurut inisiatifnya;
3) mengembangkan bakat dan kecakapan hidup;
4) memberi kesempatan belajar mandiri;
5) mendorong murid memperoleh informasi.

Teknik inkuiri melatih siswa :
1) menyusun rencana kegiatan;
2) menentukan sasaran dan target kegiatan;
3) berkomunikasi dengan orang lain;
4) mencari sumber informasi

Langkah-langkah pembelajaran (siswa melakukan wawancara) :
1) guru memberi contoh sebuah teks wawancara;
2) guru mengarahkan kegiatan siswa dan menjelaskan sopan santun berwawancara;
3) murid merencanakan wawancara : menetapkan topik dan nara sumber;
4) murid menyusun pertanyaan (pedoman) untuk wawancara;
5) guru mengundang nara sumber atau menyuruh siswa mendatangi nara sumber;
6) murid berbagi tugas dalam kelompoknya : pewawancara, penulis, dan pengamat;
7) murid menyusun laporan hasil wawancara


KEGAGALAN PENGAJARAN BAHASA INDONESIA
Dalam menerapkan metode pengajaran bahasa ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan terlebih dahulu oleh para pengajar yang antara lain adalah sebagai berikut;
1. Pengajaran harus disesuaikan dengan kultur sosial dari objek siswa
2. Menggunakan metode yang dianggap mudah oleh para siswa
3. Melalui pendekatan yang sifatnya komunikatif dalam kegiatan belajar mengajar
4. dll.

Mengapa adanya kegagalan dalam pengajaran Bahasa Indonesia?
Kegagalan di sini bersumber pada metode yang digunakan karena metode itu menentukan apa dan bagaimana pengajaran bahasa itu. Pengajaran bahasa dianggap berhasil apabila siswa dapat mendengar (menyimak), berbicara, membaca, menulis, memiliki banyak kosakata (vocab) dan juga bertata bahasa (grammar) dengan baik.
Pada hakikatnya semua metode pengajaran bahasa terjadi dari penahapan seleksi, gradasi, persentasi dan repetisi tertentu dari bahan pelajaran. Oleh karena itu, untuk membedakan suatu metode dengan metode yang lain kita harus menggunakan keempat tahap tersebut sebagai kriteria. Tahap seleksi dilakukan karena tidak mungkin mengajarkan semua bidang pengetahuan tetapi kita harus menyeleksi bagian mana yang akan kita ajarkan. Tahap gradasi dilakukan karena tidak mungkin kita mengajarkan secara serentak semua yang telah kita seleksi. Tahap persentasi dilakukan karena tidak mungkin kita mengajar tanpa mengkomunikasikan sesuatu itu kepada orang lain. Tahap repetisi dilakukan karena tidak mungkin kita mempelajari sesuatu keterampilan dari suatu keadaan yang tunggal saja. Semua keterampilan bergantung pada prakteknya.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab kegagalan dalam pengajaran Bahasa Indonesia yaitu;
• Pengajar bahasa yang memang kurang memahami teori bahasa, teori pembelajaran, tujuan pengajaran, silabus, tipe-tipe kegiatan yang akan digunakan, peranan pembelajar peranan pengajar itu sendiri, serta peranan materi yang akan diajarkan.
• Situasional yang tidak mendukung terciptanya kegiatan belajar dan mengajar bahasa seperti pengajar bahasa yang belum mampu berkomunikasi dengan lancar secara lisan dengan siswa, siswa yang berbeda kultur sosial dengan pengajar hingga tidak adanya ketertarikan kepada yang diajarkan.
• Metode yang diterapkan oleh pengajar tidak cocok untuk siswa karena beberapa hal yang telah disebutkan sebelumnya dan juga alat-alat bantu pengajaran bahasa yang kurang memadai untuk pengajaran bahasa.

Jadi, sebaiknya agar pengajaran bahasa mencapai keberhasilan seorang pengajar bahasa adalah orang yang berkompeten, yaitu orang yang sepenuhnya mengerti, memahami serta mempunyai ide untuk menemukan jalan keluar atas masalah pengajaran bahasa yang dihadapinya serta mempunyai tujuan yang baik dalam mengajarkan bahasa.

 

PENGAJARAN SASTRA (SMP-SMA)



Oleh:
Dr. Prima Gusti Yanti, M, Hum.
SASTRA DALAM KELAS BAHASA: ISU

Apa itu sastra?
Apa itu  karya sastra?
Perbedaan kompetensi bahasa dan kompetensi sastra
Mengapa sastra digunakan dalam kelas bahasa?
Pengajaran Sastra
Tujuan :siswa memiliki rasa peka terhadap karya sastra, sehingga terdorong dan tertarik untuk membacanya.
Setelah membaca: siswa memperoleh pengertian yg baik tentang manusia dan kemanusiaan, dan ide-ide baru.
Tujuan pengajaran sastra untuk mencapai kemampuan apresiatif kreatif.
Apresiasi kreatif (J. Grace): berupa respon. Respon menyangkut aspek kejiwaan, terutama berupa perasaan, imajinasi, dan daya kritis.
Apresiasi kreatif terdiri dari 3 tingkatan:
1.     Penerimaan: mau belajar, bekerja sama, menyelesaikan tugas.
2.    Memberi respon: siswa terlibat dalam kegiatan membaca dan menunjukkan minat menelaah.
3.    Apresiasi: siswa mau menambah pengalaman, berpartisipasi dalam diskusi, bahkan ingin menghasilkan karya sastra

Manfaat Pengajaran Sastra
1. Menunjang keterampilan bahasa
2. Meningkatkan pengetahuan sosial budaya
3. mengembangkan rasa karsa
4. Pembentukan watak
Pendekatan Pengajaran Sastra
  1. Pend. Kesejarahan: aspek sejarah kehadiran sastra, proses perkembangannya, periodesasi sastra, ciri-ciriperkembangan sastra dari waktu ke waktu
  2. Pend. Sosiopsikologis:
    masalah kejiawaan dan kemasyarakatan yg terdapat dalam karya sastra.
  3. Pendekatan Emotif: memanipulasi emosi siswa utk membaca sebuah karya sastra.
  4. Pend. analitis : menekankan analisis segi intrinsik karya sastra.
  5. Pend. Didaktis: memperhatikan aspek pendidikan dan moral.
Metode Pengjaran Sastra, :
  1. Metode diskusi
  2. Metode penalaran; ransangan daya pikir kritis, objektif, argumentatif
  3. Metode komparatif
  4. Metode pembinaan kreativitas: mnyelesaikan cerita, sosiodrama,interaksi dg pengarang, membaca sebanyak-banyaknya, menyelenggarakan diskusi
  5. Metode Impresif: mendengar pembacaan puisi, menonton pertunjukan drama, kemudian menyampaikan apresiasinya.
  6. Metode Stratta (Leslie Stratta)
Ø  Penjelajahan: mhs memahami fiksi dg cara membaca dan menghayati langsung
Ø  Interpretasi : menafsirkan unsur cerita.
Ø  Rekreasi : pendalaman; bentuk baru
7.  Metode Rodriques-Badaczewski
·         class discussions
·         group discussions
·         one-to-one discussions
·         role playing
·         dramatization of scenes
·         media presentations
·         inters of values surveys
·         creative writing
·         literary reviews
8.  Metode Sinektik (William J.J. Gordon): menghubungkan dan menyambung: upaya memahami karya melalui proses metaforik dengan analogi
·         analogi personal: mengidentifikasi unsur masalah dalam KS
·         analogi langsung: masalah sastra disejajarkan dengan kondisi siswa.
·         konflik kempaan: mempertajam pandangan dan pendapat pada posisi masing-masing
9.  Metode Moody
Ø  Preliminary assessment: persiapan pengajar
Ø  Practical decission: tahap penentuan thd karya
Ø  Introduction of the work: menyajikan KS
Ø  Presentation of the work: pembacaan oleh pengajar
Ø  Discussion
Ø  reinforcement: pengukuhan/penguatan 
10.  Metode Taba
Ø  Pembentukan konsep: mengumpulkan data, mengelompokkan, mengkategorikan
Ø  Penafsiran data: mengidentifikasi masalah, menerangkan hubungan dan sebab-akibat, kesimpulan dan menemukan implikasinya.
Ø  Penerapan Prinsip: menganalisis masalah baru, meramalkan,dan membuat hipotesis; menerangkan atau menentukan hubungan sebab-akibat hipotesis; memeriksa ramalan
12.  Metode Suchman
Merupakan bentuk variasi dari metode inkuiri, mengandung lima langkah:
Ø  Identifikasi masalah
Ø  Hipotesis kemungkinan pemecahan masalah
Ø  Pengumpulan pendapat untuk menguji hipotesis.
Ø  Revisi hipotesis
Ø  pengulangan langkah 3 dan 4 untuk menemukan hipotesis yang disepakati