Senin, 23 Mei 2011

PEMBELAJARAN INOVATIF BAHASA INDONESIA

Fairul Zabadi
  1. Hakikat Bahasa
    1. Pengertian Bahasa
Secara universal bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran atau suatu ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran. Bahasa dapat dilihat dari sifatnya, yaitu :
a. sistematik, artinya memiliki sistem yaitu sistem bunyi (arus ujaran) dan makna;
b. manasuka, artinya unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar atau tidak ada hubungan logis antara bunyi (arus ujaran) dengan maknanya;
c. ujar, artinya berbentuk ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia;
d. manusiawi, artinya bahasa berfungsi selama manusia memanfaatkannya;
e. komunikatif, artinya bahasa sebagai penyatu keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam kegiatannya.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka bahasa dapat dimaknai sebagai alat komunikasi antar manusia (anggota masyarakat) berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
2. Bentuk dan Makna Bahasa
Bahasa memiliki bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Bentuk bahasa terdiri dari (a) unsur segmental (bagian dari unsur bahasa yang terkecil sampai dengan yang terbesar), yaitu : fonem, suku kata, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana; (b) unsur suprasegmental (bagian bahasa yang berupa intonasi) yang terdiri dari : tekanan, nada, durasi, dan perhentian. Sedangkan makna bahasa terdiri dari : makna morfemis, makna leksikal, makna sintaksis, dan makna wacana.
3. Fungsi Bahasa
Bahasa memiliki fungsi
a. fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antar anggota masyarakat;
b. fungsi ekspresi, yaitu menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembicara;
c. fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat;
d. fungsi kontrol sosial, yaitu untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
Fungsi khusus bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu : (a) fungsi untuk menjalankan administrasi negara, (b) fungsi sebagai alat pemersatu, dan (c) fungsi sebagai wadah penampung kebudayaan.
4. Ragam Bahasa
Bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan :
a. bentuk wacana, terdiri dari ragam ilmiah dan ragam populer;
b. bentuk sarana, terdiri dari ragam lisan dan ragam tulisan;
c. sudut pendidikan, terdiri dari ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku.
Bahasa baku memiliki ciri : (a) sifat kemantapan dinamis, (b) sifat kecendikiaan, dan (c) sifat penalaran yang teratur dan logis.
  1. Belajar Bahasa
  2. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar
Keberhasilan belajar bahasa dipengaruhi oleh faktor eksternal (guru, lingkungan, teman, keluarga, orang tua, masyarakat, dan lain-lain) dan faktor internal (motivasi, minat, bakat, sikap, kecerdasan, dan lain-lain).
Berdasarkan faktor eksternal, ada tiga prinsip belajar bahasa, yaitu :
(a) memberikan situasi dan materi belajar sesuai respon yang diharapkan siswa
(b) ada pengulangan belajar agar sempurna dan tahan lama
(c) ada penguatan respon belajar siswa.
Berdasarkan faktor internal, belajar bahasa dapat dibantu dengan berbagai media visual, audio, atau audio visual.
  1. Jenis Keterampilan dan Perilaku dalam Belajar Bahas
Secara umum keterampilan belajar bahasa meliputi :
(a) keterampilan menyimak,
(b) keterampilan berbicara,
(c) keterampilan membaca,
(d) keterampilan menulis.

Menurut Valette dan Disk, keterampilan belajar bahasa diurutkan secara hirarkis dari yang paling sederhana kepada yang paling kompleks (luas), yang dibedakan pula atas perilaku internal dan perilaku eksternal, yaitu sebagai berikut :
a. Keterampilan mekanis berupa hapalan atau ingatan (perilaku internal), yaitu menghapal atau mengingat bentuk-bentuk bahasa dari yang sederhana sampai ke yang kompleks. Perilaku eksternalnya (produktif) siswa meniru ajaran atau tulisan.
b. Keterampilan pengenalan (metacognition) berupa mengenal kaidah kebahasaan (perilaku internal) dan perilaku eksternalnya adalah mengingat kaidah bahasa.
c. Keterampilan transfer berupa menggunakan pengetahuan bahasa dalam situasi baru (perilaku internal). Perilaku eksternalnya (produktif) yaitu aplikasi pengetahuan/kaidah bahasa.
d. Keterampilan komunikasi berupa penggunaan pengetahuan/kaidah bahasa dalam berkomunikasi. Perilaku eksternalnya (produktif) adalah ekspresi diri baik lisan atau tulisan.
  1. Strategi Pembelajaran Bahasa
    1. Pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa
Strategi bermakna sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi dapat diartikan pula sebagai upaya untuk mensiasati agar tujuan suatu kegiatan dapat tercapai.
Salah satu unsur dalam strategi pembelajaran adalah menguasai berbagai metoda/teknik pembelajaran. ciri suatu metoda/teknik pembelajaran yang baik adalah :
a. mengundang rasa ingin tahu murid;
b. menantang murid untuk belajar;
c. memngaktifkan mental, fisik, dan psikis murid;
d. memudahkan guru;
e. mengembangkan kreativitas murid;
f. mengembangkan pemahaman murid terhadap materi yang dipelajari.
Beberapa metode/teknik yang perlu dikuasai guru dalam mengajarkan bahasa antara lain : diskusi, inkuiri, sosiodrama (bermain peran), tanya jawab, penugasan, latihan, dan bercerita.
2. Contoh Penerapan Teknik Penyajian dalam Strategi Pembelajaran Bahasan
a. Teknik diskusi
Tujuan penggunaan :
1) mengembangkan pengetahuan untuk pemecahan masalah;
2) menyampaikan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar;
3) menghargai pendapat orang lain;
4) berpikir kreatif dan kritis
Teknik diskusi melatih siswa :
1) merumuskan masalah;
2) menetapkan tema;
3) menyampaikan pendapat dengan tanggung jawab;
4) menghargai pendapat orang lain;
5) menarik kesimpulan;
6) menyusun laporan diskusi

Langkah-langkah pembelajaran :
1) guru menyiapkan kartu-kartu masalah untuk setiap kelompok;
2) guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan menetapkan ketua, moderator, dan penulis;
3) guru memberi petunjuk cara berdiskusi;
4) murid membaca kartu masalah;
5) guru membimbing murid berdiskusi memecahkan masalah;
6) murid mengakhiri diskusi dengan menulis jawaban masalah;
7) laporan setiap kelompok;
8)guru membimbing siswa menyimpulkan jawaban penegasan, dan penguatan.

b. Teknik inkuiri
Teknik inkuiri siswa diberi kesempatan untuk meneliti suatu masalah sehingga dapat menemukan cara pemecahannya.

Tujuan penggunaan :
1) mengembangkan percaya diri;
2) mendorong siswa berpikir dan bekerja menurut inisiatifnya;
3) mengembangkan bakat dan kecakapan hidup;
4) memberi kesempatan belajar mandiri;
5) mendorong murid memperoleh informasi.

Teknik inkuiri melatih siswa :
1) menyusun rencana kegiatan;
2) menentukan sasaran dan target kegiatan;
3) berkomunikasi dengan orang lain;
4) mencari sumber informasi

Langkah-langkah pembelajaran (siswa melakukan wawancara) :
1) guru memberi contoh sebuah teks wawancara;
2) guru mengarahkan kegiatan siswa dan menjelaskan sopan santun berwawancara;
3) murid merencanakan wawancara : menetapkan topik dan nara sumber;
4) murid menyusun pertanyaan (pedoman) untuk wawancara;
5) guru mengundang nara sumber atau menyuruh siswa mendatangi nara sumber;
6) murid berbagi tugas dalam kelompoknya : pewawancara, penulis, dan pengamat;
7) murid menyusun laporan hasil wawancara


KEGAGALAN PENGAJARAN BAHASA INDONESIA
Dalam menerapkan metode pengajaran bahasa ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan terlebih dahulu oleh para pengajar yang antara lain adalah sebagai berikut;
1. Pengajaran harus disesuaikan dengan kultur sosial dari objek siswa
2. Menggunakan metode yang dianggap mudah oleh para siswa
3. Melalui pendekatan yang sifatnya komunikatif dalam kegiatan belajar mengajar
4. dll.

Mengapa adanya kegagalan dalam pengajaran Bahasa Indonesia?
Kegagalan di sini bersumber pada metode yang digunakan karena metode itu menentukan apa dan bagaimana pengajaran bahasa itu. Pengajaran bahasa dianggap berhasil apabila siswa dapat mendengar (menyimak), berbicara, membaca, menulis, memiliki banyak kosakata (vocab) dan juga bertata bahasa (grammar) dengan baik.
Pada hakikatnya semua metode pengajaran bahasa terjadi dari penahapan seleksi, gradasi, persentasi dan repetisi tertentu dari bahan pelajaran. Oleh karena itu, untuk membedakan suatu metode dengan metode yang lain kita harus menggunakan keempat tahap tersebut sebagai kriteria. Tahap seleksi dilakukan karena tidak mungkin mengajarkan semua bidang pengetahuan tetapi kita harus menyeleksi bagian mana yang akan kita ajarkan. Tahap gradasi dilakukan karena tidak mungkin kita mengajarkan secara serentak semua yang telah kita seleksi. Tahap persentasi dilakukan karena tidak mungkin kita mengajar tanpa mengkomunikasikan sesuatu itu kepada orang lain. Tahap repetisi dilakukan karena tidak mungkin kita mempelajari sesuatu keterampilan dari suatu keadaan yang tunggal saja. Semua keterampilan bergantung pada prakteknya.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab kegagalan dalam pengajaran Bahasa Indonesia yaitu;
• Pengajar bahasa yang memang kurang memahami teori bahasa, teori pembelajaran, tujuan pengajaran, silabus, tipe-tipe kegiatan yang akan digunakan, peranan pembelajar peranan pengajar itu sendiri, serta peranan materi yang akan diajarkan.
• Situasional yang tidak mendukung terciptanya kegiatan belajar dan mengajar bahasa seperti pengajar bahasa yang belum mampu berkomunikasi dengan lancar secara lisan dengan siswa, siswa yang berbeda kultur sosial dengan pengajar hingga tidak adanya ketertarikan kepada yang diajarkan.
• Metode yang diterapkan oleh pengajar tidak cocok untuk siswa karena beberapa hal yang telah disebutkan sebelumnya dan juga alat-alat bantu pengajaran bahasa yang kurang memadai untuk pengajaran bahasa.

Jadi, sebaiknya agar pengajaran bahasa mencapai keberhasilan seorang pengajar bahasa adalah orang yang berkompeten, yaitu orang yang sepenuhnya mengerti, memahami serta mempunyai ide untuk menemukan jalan keluar atas masalah pengajaran bahasa yang dihadapinya serta mempunyai tujuan yang baik dalam mengajarkan bahasa.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar